Rabu, 10 Agustus 2011

Fenomena Berjalan saat tidur

Fenomena Berjalan Saat Tidur

Kebiasaan berbicara atau berjalan dalam tidur umumnya terjadi pada anak-anak. Namun, ada sebagian orang dewasa yang juga mengalami hal ini dalam tidur mereka. Apakah penyebabnya?

Psikolog konseling Lajja Sanghavi menyebutkan, kebiasaan tidur sambil berbicara atau berjalan adalah salah satu gangguan tidur yang dikenal sebagai parasomnias, semacam gangguan perilaku yang tidak biasa saat tidur.
"Tidur sambil berjalan, cenderung terjadi pada paruh pertama periode tidur. Orang dewasa yang berjalan sambil tidur biasanya memiliki ekspresi kosong dengan mata terbuka," kata psikolog itu.

Jika mengguncang dan membangunkan mereka, yang bersangkutan akan bingung dan segera kembali tidur tanpa mengingat apa-apa keesokan harinya. Berbicara sambil tidur bisa muncul dalam setiap tahapan tidur dengan isi obrolan yang tidak relevan dan sulit dipahami. Umumnya, orang yang berbicara dalam tidur tidak akan ingat omongan mereka, dan hal ini bisa mengganggu tidur pasangan," kata Lajja seperti diberitakan Times of India.
Pemicunya?
Tidur sambil berjalan pada anak-anak usia 4-12 tahun, biasanya akibat ketidakmatangan sistem saraf pusat dan dalam beberapa kasus,
karena kelelahan berlebihan. Biasanya hal ini berangsur-angsur akan hilang saat anak tumbuh dewasa. Tidur sambil berjalan dan berbicara diduga berkaitan dengan masalah genetik dan bisa muncul dalam beberapa generasi di keluarga.

Sedangkan, tidur sambil berjalan dan berbicara pada orang dewasa diperkirakan akibat masalah emosional atau kurang tidur. Stres tampaknya menjadi penyebab utama tidur sambil berbicara atau berjalan. Penggunaan obat tertentu, demam, cedera kepala, pembengkakan otak atau tiroid selama bekerja juga dapat menjadi penyebabnya. Dalam kebanyakan kasus, pengobatan tidak diperlukan karena tidur sambil berjalan dan berbicara jarang menunjukkan masalah medis atau psikiatris serius. Tidur sambil berbicara mungkin bersifat katarsis karena merupakan cara untuk melampiaskan stres.

Psikiater Dr Jyoti Sangle mengatakan bahwa berjalan sambil tidur biasanya disebabkan karena kurang tidur sekunder akibat keletihan atau berbagai alasan lainnya. Penyebabnya, berkisar dari jadwal tidur yang tidak teratur, stres, keracunan alkohol, obat-obatan seperti obat penenang / hipnotik atau obat alergi.





"Kondisi ini juga bisa dilihat sebagai kondisi medis dan neurologis seperti Aritmia, demam, refluks gastro (makanan atau cairan muntah dari perut ke dalam pipa makanan), asma, kejang, apnea tidur obstruktif, stres dan gangguan pascatrauma," jelasnya.

Menurutnya, jumlah penderita tidur berjalan atau berbicara sangat sedikit dalam populasi dewasa, hanya sekitar 5-8 persen dari populasi.

Hal terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menciptakan lingkungan tidur yang menyenangkan dan menghindari bahaya selama tidur seperti pinggiran kasur dan bantal yang tajam.

Namun ada beberapa kondisi yang membutuhkan perawatan. Karena beberapa orang yang tidur sambil berjalan ada pula yang bisa makan, tapi mereka tidak mengetahuinya. Di tahap ini, orang bisa melakukan tindak kekerasan dan baru menyadarinya setelah terbangun.

Beberapa orang berjalan dan berbicara saat mereka sedang tidur. Mereka bahkan tidak menyadari bahwa mereka melakukan itu dan orang-orang ini tidak sangat responsif ketika seseorang mencoba untuk membantu mereka. Gangguan ini adalah terutama disebabkan oleh kurang tidur. Sebenarnya ada tidak ada obat atau terapi untuk secara langsung membantu seseorang untuk berhenti berjalan dalam tidur dan tidur berbicara.
Berjalan sambil tidur atau somnambulism, adalah penyakit yang ditandai dengan gerakan berjalan pada saat tidur. Si penderita mungkin juga dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang lain, seperti berbicara atau makan pada saat tidur. Berjalan sambil tidur khususnya dapat terjadi pada saat tidur yang terlalu nyenyak.
Beberapa kemungkinan penyebab berjalan sambil tidur adalah yang mencakup faktor lingkungan (seperti kehilangan waktu untuk tidur dan mengalami stres), terlalu banyak menggunakan alkohol, sedang dalam masa pengobatan, menderita suatu penyakit (seperti demam, asma) dan mengalami suatu gangguan pada kejiwaan (stres karena mengalami suatu kegoncangan jiwa, panik, dll). Berjalan sambil tidur juga dapat dihubungkan dengan sakit kepala migren.

Tanda-tanda dan gejala dari penyakit ini adalah memiliki pandangan yang kosong dan tidak dapat mengingat kembali apa yang telah dialami sebelumnya.

Penyebab yang paling potensial:

Penyebab terjadinya berjalan sambil tidur pada anak-anak umumnya tidak diketahui. Penyakit ini dapat terjadi beberapa kali pada masa anak-anak dan kemudian berkembang menjadi sebuah tingkah laku pada saat si anak beranjak dewasa. Bagi beberapa anak, berjalan sambil tidur dapat dihubungkan dengan kelelahan, kurang tidur, kecemasan atau perubahan yang terjadi di lingkungan rumah ataupun sekolah mereka.

Sedangkan bagi orang dewasa, ada beberapa penyebab potensial dari penyakit ini, yaitu:

1. Keturunan. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan sambil tidur cenderung dapat menurun dari orang tua ke anak.

2. Faktor-faktor lingkungan. Kehilangan waktu tidur, jadwal tidur yang tidak teratur dan stres dapat berperan menimbulkan penyakit ini.

3. Penggunaan alkohol yang berlebihan. Mengkonsumsi terlalu banyak alkohol dapat mendukung terjadinya penyakit ini.

4. Sedang dalam masa pengobatan. Banyak pengobatan yang dapat mengganggu siklus tidur seseorang, di antaranya obat penenang, pengobatan anti gila, obat perangsang dan obat anti alergi.

5. Menderita suatu penyakit. Banyaknya kondisi dan penyakit yang dapat mempengaruhi siklus tidur dan mendukung terjadinya penyakit ini, beberapa di antaranya adalah:

- Kejang. Pergerakan otot yang tiba-tiba terjadi diluar keinginan.
- Ketakutan yang terjadi pada malam hari. Suatu kelainan pada saat tidur dimana pasien dengan tiba-tiba terbangun dari tidur yang sangat nyenyak yang diakibatkan oleh  situasi yang menyeramkan.
- Masa kehamilan dan menstruasi. Keduanya dapat dihubungkan kepada pengaruh yang sangat besar yang dapat menimbulkan penyakit ini.
- Mengalami suatu gangguan pada kejiwaan. Seseorang yang menderita penyakit ini mungkin memiliki kondisi kesehatan jiwa yang terganggu. Hal-hal yang dapat dihubungkan dengan gangguan pada kejiwaan ini yaitu mencakup:

a. Penyakit stress yang diakibatkan oleh ketakutan-ketakutan. Penyakit jiwa yang terjadi setelah mengalami kejadian-kejadian yang menimbulkan trauma dimana ancaman kerugian atau kematian ada dihadapan mata (misalnya pertempuran, bencana alam).

b. Kepanikan. Kelainan ini ditandai dengan adanya serangan ketakutan yang sangat hebat yang menyebabkan gejala kekhawatiran yang sangat parah.

Pengobatan dan pencegahan "berjalan sambil tidur"
Pengobatan penyakit ini bergantung pada usia si pasien dan penyebab timbulnya penyakit tersebut. Banyak anak yang terserang penyakit ini ketika mereka mulai beranjak dewasa.

Pada beberapa kasus, hal-hal yang menyenangkan dan dukungan dari orang di sekeliling merupakan pengobatan yang penting bagi penyakit ini, yang ditujukan pada penderita anak-anak maupun orang dewasa. Sementara di beberapa kasus yang lain, langkah-langkah untuk menghindari kerugian dapat diambil, yaitu sebagai berikut:

- Mengunci pintu dan jendela terlebih dahulu sebelum tidur
- Menjauhkan benda-benda yang dapat menyebabkan seseorang dapat tersandung, seperti perabot rumah tangga atau kabel listrik
- Meletakkan palang penghambat di tangga untuk mencegah agar tidak jatuh
- Yakinkan bahwa si penderita tidur di tingkat paling bawah tempat tidur
- Letakkan sebuah alarm atau bel di pintu kamar tidur
- Tutupi jendela dengan penutup yang berat

Kondisi gangguan kejiwaan dapat diobati jika kondisi tersebut memang merupakan penyebab dari penyakit ini. Beberapa pasien yang mengalami penyakit ini dapat diobati dengan pengobatan, yang meliputi:

- Benzodiazepines. Pengobatan yang dilakukan secara perlahan-lahan pada pusat sistem kegugupan. Pengobatan ini digunakan untuk dapat menghasilkan suatu ketenangan, keinginan untuk tidur, meringankan kekhawatiran dan pengejangan otot. Penggunaan Benzodiazepines secara terus menerus dapat     mengakibatkan ketergantungan secara fisik dan secara kejiwaan.

- Antidepressant. Pengobatan ini digunakan semata-mata untuk mengobati penyakit depresi, ketakutan dan masalah-masalah yang berhubungan dengan     pikiran yang tidak tenang. Pasien seharusnya sadar bahwa seorang dokter mungkin perlu untuk menyesuaikan dosis atau merubah pengobatan untuk     memperoleh hasil yang terbaik dengan meminimalkan efek samping yang mungkin dapat terjadi.

Tekhnik lain yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit ini adalah:
- Terapi relaksasi. Tekhnik seperti mendengarkan musik atau latihan pernapasan dapat membantu pasien merasa rileks.

- Pencegahan melalui penyadaran. Pasien dibangunkan pada 15 sampai 20 menit sebelum terjadinya sebuah episode dimana penyakit ini dapat diantisipasi dan usahakan agar pasien tetap terjaga pada saat-saat terjadinya kejadian yang telah lalu.

Beberapa tekhnik untuk dapat meningkatkan kualitas tidur dan kemungkinan untuk mencegah penyakit berjalan sambil tidur, yaitu:
- Menghindari atau memperkecil stres, kekhawatiran dan konflik
- Menghindari alkohol atau penggunaan pengobatan yang dapat menekan pusat sistem kegugupan, seperti obat penenang.
- Menghindari kehilangan waktu tidur, kelelahan atau insomnia. www.suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar